.jpg "Tim Redaksi")
Banyumas, 12 April 2025 – Masyarakat Indonesia tengah dilanda euforia investasi emas. Dalam beberapa bulan terakhir, permintaan terhadap logam mulia ini melonjak tajam di berbagai daerah. Antrean di toko emas memanjang, penjualan emas digital di platform daring meningkat drastis, dan harga emas terus mencetak rekor baru.
Tren ini dipicu oleh meningkatnya ketidakpastian ekonomi global, pelemahan nilai tukar rupiah, serta kekhawatiran terhadap inflasi. Masyarakat dari berbagai lapisan kini menjadikan emas sebagai aset lindung nilai (safe haven) yang dinilai paling aman dan stabil.
Menurut data dari PT Aneka Tambang (Antam), penjualan emas batangan naik lebih dari 40% dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu. “Kami mencatat lonjakan pembelian dari konsumen ritel, bukan hanya dari kota besar tapi juga dari daerah,” ujar Rina Astari, Head of Marketing Antam Logam Mulia.
Fenomena ini juga dirasakan para pedagang emas lokal. Hendra, pemilik toko emas di Pasar Baru, Jakarta Pusat, menyebut pembeli emas kini tak hanya datang dari kalangan ibu rumah tangga atau investor lama, tetapi juga anak muda yang mulai melek investasi.
“Sekarang yang beli emas bukan cuma untuk perhiasan, tapi juga banyak yang beli batangan kecil-kecil 0,5 sampai 1 gram untuk tabungan. Bahkan ada yang langganan beli tiap bulan,” ujarnya.
Tren serupa juga terjadi secara digital. Platform investasi emas seperti Pegadaian Digital, Tokopedia Emas, dan e-mas Shopee melaporkan peningkatan transaksi harian secara signifikan sejak awal 2025.
Ekonom dari UI, Dr. Teguh Ramadhan, menilai fenomena ini sebagai reaksi wajar terhadap gejolak ekonomi. “Emas memiliki persepsi kuat sebagai pelindung nilai. Dalam kondisi geopolitik dan ekonomi global yang tak pasti, masyarakat cenderung mengalihkan dananya ke aset yang dianggap paling aman,” jelasnya.
Meski demikian, para ahli tetap mengingatkan masyarakat untuk tetap bijak dan terinformasi sebelum membeli emas, terutama terkait keaslian produk dan potensi fluktuasi harga.
Posting Komentar